Pendahuluan
Sampah merupakan material sisa yang berasal dari kegiatan sehari-hari manusia yang sudah tidak dapat digunakan lagi. Pengelolaan sampah harus dilakukan dengan baik dan benar sehingga tidak menimbulkan dampak-dampak yang dapat merugikan lingkungan sekitar dan dapat merusak ekosistem alam. Kebersihan merupakan hal mutlak yang wajib dijaga dan dirawat, karena kebersihan merupakan sebagian dari iman. Salah satu tantangan terbesar dalam menjaga kebersihan dalam pondok adalah berkaitan dengan mengelola sampah. Hal ini penting karena jumlah santri yang terus bertambah akan mengakibatkan meningkatnya volume sampah.
Pengelolaan sampah berkelanjutan di sebuah pondok umumnya dilaksanakan melalui perwadahan (*kamar), pengumpulan, dan pengolahan sampah untuk menangani timbulnya sampah. Perencanaan sistem perwadahan, pengumpulan dan pengolahan dilakukan berdasarkan hasil analisis komposisi dan volume sampah. Di tiap wadah dilakukan pemilahan sampah organik dan sampah anorganik yang nantinya akan diolah (Aufaria, 2016).
Pondok Pesantren Bustanul Ulum
Pondok pesantren ini berada di desa Mlokorejo kecamatan Puger kabupaten Jember. Berdiri pada tahun 1950 dengan dipimpin oleh beliau KH. Abdullah Yaqin. Pada tahun 1988, pengembangan pondok pesantren dilanjutkan oleh KH. Syamsul Arifin Abdullah. Di tahun 2000 mendirikan SMP Plus 'Bustanul Ulum' Puger dan disusul dengan pendirian SMA. Di awal pendirian, lembaga SMA merupakan filial dari Sultan Agung Kasiyan. Dan selanjutnya setelah memperoleh surat izin pendirian dari Bupati maka ditetapkan bernama SMA Plus ‘Bustanul Ulum’ Puger (Media SMABU, 2019).
Seiring dengan berkembangnya pendidikan formal dan informal di Pondok Pesantren Bustanul Ulum Mlokorejo, maka minat masyarakat makin meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah santri yang meningkat. Peningkatan jumlah santri otomatis juga meningkatkan jumlah atau volume sampah yang berasal dari sisa makanan dan limbah dari bungkus jajanan santri. Oleh karena itu, perlu diwujudkan suatu kebersihan dan kesehatan lingkungan yang melibatkan seluruh warga pesantren. Hal ini dikarenakan mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat bukan hanya kewajiban perorangan. Dan penting untuk ditanamkan semboyan “mulai dari diri sendiri†sebagai bentuk gerakan budaya menjaga kebersihan di setiap lingkungan. Selain itu dapat dilakukan dengan mengimplementasikan program peduli lingkungan yaitu melalui penanaman atau pembiasaan anak untuk memilah sampah baik itu sampah organik atau sampah anorganik. Tujuan penerapan program peduli lingkungan adalah untuk mengenalkan anak terkait permasalahan di lingkungan sekitar dan sebagai upaya menanamkan peduli anak terhadap lingkungan alam.
Pengelolaan Sampah di Pondok Pesantren Bustanul Ulum Mlokorejo Puger
Jenis sampah yang ada di pondok pesantren bermacam-macam antara lain sampah sisa makanan misalnya nasi sisa, sampah pembungkus makanan dan minuman, alat-alat rusak-tak terpakai yang berbahan plastik, sampah pembalut wanita, dan sampah yang berasal dari dapur yang juga bermacam-macam jenisnya.
Pengelolaan sampah di pondok pesantren Bustanul Ulum Mlokorejo-Puger dikelola berdasarkan kebijakan dari yayasan. Pengelolaan kebersihan dilakukan dengan cara mengumpulkan sampah pada setiap gang asrama, baik itu santri putra maupun putri, dengan menempatkan bak sampah pada lokasi tertentu. Setiap harinya sampah yang ada di bak sampah tersebut dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) pesantren. Dalam mengelola sampah, pesantren telah bekerja sama dengan pemerintah yang menanggulangi sampah.
Program pemilahan sampah plastik, botol bekas dan sampah organik sudah diterapkan di Ponpes Bustanul Ulum Mlokorejo Puger dan juga sudah dilakukan sosialisasi. Namun, hasilnya belum maksimal, karena masih terdapat santri yang belum sadar untuk membuang sampah pada bak sampah. Oleh karena itu, program ini perlu terus digalakkan dan ditingkatkan agar budaya cinta kebersihan dan peduli lingkungan makin meningkat. Sehingga ke depan dapat tercipta lingkungan Pondok Pesantren yang semakin indah.
Kesimpulan
Pondok Pesantren Bustanul Ulum berada di desa Mlokorejo telah melaksanakan upaya penanaman cinta kebersihan melalui program pemilahn sampah. Program yang dilaksanakan, hasilnya belum maksimal. Sehingga perlu digalakkan secara terus-menerus program tersebut.