Penanaman Karakter Melalui Program Adiwiyata Di SMA Plus ‘Bustanul Ulum’ Puger


no image

Abstrak

Upaya penanaman karakter peduli lingkungan perlu mendapat perhatian dalam pelaksanaan pendidikan. Salah satu strategi yang dapat dilakukan yaitu dengan mengimplementasikan program Adiwiyata. Pengembangan program Adiwiyata di SMA Plus 'Bustanul Ulum' Puger dilakukan dengan membentuk Tiga Belas Kelompok Kerja (Pokja). Salah satunya adalah Pokja Polisi Lingkungan yang menerapkan program pembiasaan, reward dan punishment

Pendahuluan

SMA Plus 'Bustanul Ulum' Puger merupakan sekolah pada jenjang SMA yang ada di desa Mlokorejo, berada di bawah naungan Yayasan Wakaf Sosial Pendidikan Islam (YWSPI) dan berdiri sejak tahun 2006. Sejak awal berdiri, seluruh komponen sekolah dengan dukungan dari pengasuh pondok pesantren dan pengurus YWSPI Bustanul Ulum Mlokorejo berkomitmen untuk melaksanakan peningkatan mutu secara berkelanjutan. Peningkatan mutu dilakukan dengan berbagai strategi  yaitu antara lain:  (1) Peningkatan mutu SDM;  (2) pemeliharaan, optimalisasi penggunaan dan peningkatan sarana prasarana; (3) pengembangan bakat dan  minat  peserta  didik;  (4)  penanaman karakter warga sekolah; dan (5) peningkatan kerjasama dengan dinas pendidikan, alumni dan dinas lainnya (Media smabu, edisi 01). Penanaman karakter warga sekolah senantiasa menjadi salah satu perhatian dalam pengembangan pendidikan di SMA Plus 'Bustanul Ulum' Puger. Salah satunya adalah karakter peduli lingkungan.

Karakter peduli lingkungan perlu mendapatkan perhatian dalam program sekolah mengingat bahwa adanya temuan kurangnya kepedulian terhadap lingkungan sehingga menimbulkan permasalahan lingkungan. Meskipun hal ini banyak dialami oleh sekolah yang berada dalam suatu pesantren dikarenakan banyaknya jumlah orang yang tinggal dalam asrama, namun hal ini haruslah mendapatkan perhatian untuk dicari pemecahannya. Bukan dibiarkan sehingga dapat timbul permasalahan yang semakin kompleks. Salah satu  upaya yang dilakukan oleh SMA Plus 'Bustanul Ulum' Puger adalah dengan menerapkan program Adiwiyata.

Program Adiwiyata

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI), dijelaskan bahwa arti kata peduli lingkungan adalah  mengindahkan, memperhatikan atau menghiraukan. Karakter peduli lingkungan merupakan sebuah  sikap  yang memperhatikan, menghiraukan, memperindah, memlihara dan akan menjadi lebih bersih, indah, rapi, tertata dan menarik untuk mata. Sedangkan arti pembiasaan menurut KKBI  adalah adaptasi, habituasi, penyesuaian. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembiasaan perilaku terhadap kepedulian lingkungan menjadi sebuah sikap yang mampu untuk beradaptasi terhadap lingkungan, mampu dalam memelihara dan mengolah lingkungan, kemudian menjadi kebiasaan dalam segala tingkah laku dalam memperlakukan lingkungan serta dapat menyesuaikan diri  terhadap perkembangan lingkungan sesuai pada   zamanya.

Adiwiyata mempunyai pengertian atau makna sebagai tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju  terciptanya kesejahteraan hidup kita dan  menuju  kepada  cita-cita pembangunan  berkelanjutan  (Tim  Adiwiyata  Tingkat  Nasional). Program Adiwiyata adalah salah satu program Kementerian Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Dalam program ini diharapkan setiap warga sekolah ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat serta menghindari dampak lingkungan yang negatif.

Dalam pelaksanaanya Kementerian Lingkungan Hidup bekerjasama dengan dengan para stakeholders menggulirkan program Adiwiyata dengan harapan dapat mengajak warga sekolah melaksanakan proses belajar mengajar materi lingkungan hidup dan turut berpartisipasi melestarikan dan menjaga lingkungan hidup disekolah dan sekitarnya. Tujuan program Adiwiyata adalah mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. (Tim Adiwiyata Tingkat Nasional, 2011).

Program yang diharapkan dari program Adiwiyata di SMA Plus 'Bustanul Ulum' Puger  adalah  terciptanya  lingkungan  sekolah yang bersih dan rapi, rindang dan tenang untuk kenyamanan Proses Belajar Mengajar (PBM). Pengembangannya dilakukan dengan menyusun kebijakan berwawasan lingkungan, pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif dan pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan.

Strategi yang dilakukan dalam mengembangkan program adiwiyata di SMA Plus 'Bustanul Ulum' Puger yaitu membentuk Kelompok Kerja (Pokja) antara lain pokja taman, toga tosa top (Tanaman Obat Keluarga, Tanaman Obat Sekolah, Tanaman Obat Pesantren), daur ulang, kantin, tata boga dan wirausaha, greenhouse, aquaponik, literasi dan mading, labelling, sampah, polisi lingkungan, komposting, dan publikasi.

 Pokja Polisi Lingkungan merupakan pokja yang penulis bina. Program yang dikembangkan yaitu program pembiasaan, reward dan punishment. Program pembiasaan ini penting untuk diterapkan dalam  upaya menanamkan karakter atau perilaku peduli lingkungan.

Program pembiasaan

Program pembiasaan yang dimaksud dalam konteks "Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan melalui Pembiasaan Menuju Sekolah Adiwiyata Pada SMA Plus 'Bustanul Ulum' Puger" adalah hal-hal yang harus dilakukan untuk terciptanya sekolah Adiwiyata. Pembiasaan yang pertama adalah dengan menanamkan sikap cinta lingkungan, dengan cara menanam tanaman di lingkungan sekolah, merawat tanaman dengan baik dan menata tanaman sesuai dengan tatanan yang sudah ditentukan oleh Pengelola Sekolah, membiasakan menyiram tanaman, dan memberikan pupuk.

Pembiasaan yang kedua adalah dengan fokus pada kebersihan dengan mengupayakan lingkungan bebas dari sampah. Membiasakan gerakan ada sampah segera ambil dan membuang sampah pada tempatnya, membedakan sampah berdasarkan jenisnya,  sampah  organik atau nonorganik, melaksanakan piket harian dan kegiatan membersihkan lingkungan.

Dalam mendukung program pembiasaan juga perlu dilaksanakan reward dan punishment. Menurut Kamus Offline Bahasa Inggris,  reward  artinya  ganjaran,  hadiah,  atau  penghargaan.  Sedangkan punishment   adalah   hukuman.   Adanya reward dan punishment bertujuan untuk menjaga lingkungan senantiasa dalam kondisi bersih dan rapi. Reward untuk memberikan apresiasi   apabila terdapat warga sekolah yang sudah menjaga dan terdapati melakukan hal luar biasa dalam menjaga dan memperlakukan lingkungan tanpa disuruh ataupun sedang  dalam  pengawasan.  Sedangkan punishment  dilaksanakan  apabila warga sekolah ditemui melakukan hal yang merusak lingkungan. Yang dalam hal ini merupakan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Pokja (Kelompok Kerja) Polisi Lingkungan.

Penutup

Program Adiwiyata memiliki peran yang sangat penting dalam upaya menanamkan karakter peduli lingkungan. Hal ini  dikarenakan dalam upayanya dengan melibatkan seluruh elemen  yang ada di sekolah. Upaya dalam melibatkan seluruh warga sekolah di SMA Plus 'Bustanul Ulum' Puger dilakukan dengan cara membentuk kelompok kerja (Pokja) yang terdiri atas 13 pokja.

Dalam implementasinya terdapat permasalahan  yaitu belum optimalnya kepedulian siswa terhadap lingkungan, kurangnya kerja sama yang intens antara pembina dengan siswa. Beberapa saran yang dapat diberikan antara lain: (1) Sekolah mengikutsertakan orang tua dalam upaya membina karakter peduli lingkungan siswa; (2) Evaluasi rutin dan intensif hendaknya dilakukan sekolah dalam kerja nyata; (3) Tujuan Adiwiyata hendaknya dipahami oleh seluruh warga sekolah; (4) Sikap peduli lingkungan harus sudah dimiliki dan diterapkan  oleseluruh  wargsekolahmelaksanakakegiatan  peduli lingkungan meskipun tanpa diawasi; (5) Setiap warga sekolah harus menunjukkan teladan yang baik untuk kesuksesan program Adiwiyata; (6) Kegiatan peduli lingkungan tidak hanya dilakukan di sekolah,  akan tetapi juga perlu dikembangkan ketika di rumah dan lingkungan masyarakat; (7) Segala sesuatu yang berkaitan dengan sikap peduli lingkungan harus  dibuat 'pembiasaan'  agar  pro