Kegiatan
Belajar Bersama Yayasan Waqaf Sosial Pendidikan Islam (YWSPI) Mlokorejo pada
bulan September ini dilaksanakan hari kamis, 31 September 2021. Bulan ini
adalah bulan pertama putaran kedua kegiatan belajar bersama. Kegiatan belajar
bersama bertempat di Aula SMP Plus Bustanul Ulum Mlokorejo. Seperti biasanya
kegiatan belajar bersama diawalai dengan Istighosah bersama yang dipimpin oleh
Direktur Madrasah Diniyah yaitu Ustad Sorojuddin, S. Pd. I. kemudian dilanjutkan dengan kegiatan diskusi
bersama. Pada bulan ini pemateri diisi oleh kepala lembaga sebagaimana belajar
bersama pada putaran pertama. Kepala SMA Plus Bustanul Ulum Mlokorejo yaitu Ibu
Dewi Setyowati, M. Pd. menjadi pemateri yang mewakili lembaga formal dengan
topik pembahasan yaitu upaya meningkatkan kompetensi pendidik. Beberapa upaya
yang dilakukan oleh beliau selaku kepala sekolah adalah sebagai berikut:
1. Pelatihan
penyusunan perencanaan pembelajaran melalui kegiatan IHT (In House Training)
2. Pembimbingan
penyusunan perencanaan pembelajaran oleh rekan sejawat atau kolega
3. IHT
penyusunan instrumen penilaian berbasis Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) secara
kolegial
4. Penyusunan
instrumen Penilaian Tengah Semester (PTS) berbasis AKM
5. Mengikuti
kegiatan belajar bersama YWSPI
Diskusi dilanjutkan oleh pemateri kedua yaitu
Ustad Muhyiddin, M. Pd. yang merupakan Kepala Madrasah Diniyah kelas Ula
mewakili lembaga MADIN dalam pembahasan kajian kitab AT- Tadhib melanjutkan pembahasan sebelumnya.
Dalam pemaparannya, beliau menjelaskan bahwa semua hewan hukumnya suci kecuali
anjing, babi dan anak dari keduanya atau salah satu dari keduanya. Babi hukumnya najis sebagimana disebutkan
dalam surat Al-An’am: 145 sedangkan najisnya anjing dijelaskan dalam hadist
Nabi, “jika anjing meminum di wadahmu maka sucikanlah wadah tersebut
tujuh kali, salah satunya dengan debu”. Najis anjing dan babi termasuk kategori
najis berat; Mugolladah. Cara menyucikannya tahap awal yaitu dengan
membersihkan benda tersebut hingga benar-benar tidak ada, lalu disiram dengan
air tujuh kali, salah satunya dengan debu. Paling utama yang dicambur dengan
debu adalah basuhan yang pertama. Teknis
mencampur debu bisa dengan 3 cara,
yaitu:
1. Mencampur
air dengan debu hingga air menjadi keruh, kemudian diletakkan pada tempat yang
terkena najis (paling utama).
2. Meletakkan
debu pada pada tempat yang terkena najis lalu disiram dengan air.
3. Air pada
tempat yang terkena najis lalu diberi debu