MERUMUSKAN CITA-CITA PERJUANGAN DI HARI PAHLAWAN


no image

Hari pahlawan yang diperingati setiap tanggal 10 November menjadi pilar yang  memperkuat rasa integritas perjuangan dan kerja keras. Kegigihan para pejuang dalam rangka memerdekakan Bangsa Indonesia dari penjajah menjadikan spirit perjuangan pahlawan yang selalu abadi dan tak lekang oleh zaman. Hal ini secara otomatis melahirkan nilai perjuangan yang harus diimplementasikan oleh para generasi selanjutnya melalui ragam tindakan maupun kegiatan yang mencerminkan semangat juang, selain untuk mengingat kembali perjuangan Kemerdekaan Indonesia, juga sebagai bentuk napak tilas perjuangan para pahlawan. Salah satu hal yang bisa dilakukan kita sebagai para generasi penerus adalah dengan memperjuangkan tujuan yang ingin dicapai. 

Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan,  seluruh siswa dan siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Plus Bustanul Ulum Mlokorejo melaksanakan kegiatan upacara, tepatnya di halaman utama sekolah bagi para siswa dan halaman belakang Pondok Putri bagi para siswi. Ibu Nonik Purwati, S.Pd. sebagai pembina upacara menyatakan bahwa, upacara bendera hari ini adalah momentum penting karena sebagai bentuk reformasi perjuangan. Upacara yang dilakukan pada hari Senin, 6 November 2023 ini berlangsung khitmad dan tertib.

Dalam pidatonya, Ibu Nonik menjelaskan bahwa dilansir dari laman Kementrian Sosial (Kememsos),  tema pada Hari Pahlawan tahun 2023 adalah "Dengan semangat pahlawan demi Indonesia yang lebih baik dan menghalau kemiskinan serta kebodohan". Hal ini selaras dengan tujuan lembaga pendidikan sebagai pencetak pemuda yang berpendidikan dan berbudi pekerti luhur. Selain itu, 3 logo yang menjadi poin pentingnya, yaitu: Matahari, Saling Merangkul, dan Anyaman Bambu.

1. Matahari, secara filosofis melambangkan penerangan dan energi, sebagaimana ia yang selalu menerangi dunia dan sebagai sumber kekuatan seperti para pahlawan.
2. Logo saling merangkul menggambarkan sosok pahlawan yang senantiasa bahu-membahu dan bekerja sama demi tercapainya tujuan kemerdekaan dan tidak mementingkan diri sendiri.
3. Anyaman Bambu, merupakan perwujudan  tradisi Bangsa Indonesia yang mana turut menjadi salah satu usaha yang mampu menopang perekonomiam rakyat, yang manjadikan simbol bahwa hal ini dapat membantu perekonomian Indonesia untuk terus tumbuh.

"Maka peran menghargai perjuangan Ibu dan Bapak adalah dengan membalasanya melalui usaha kalian dalam belajar. Apabila ingin merumuskan cita-cita, tanyakan dulu kepada hatimu maukah ia berjuang mewujudkan cita-cita itu melalui kerja nyata dan tanpa merasa lelah", kata Ibu Nonik.

Ini merupakan sebuah sentilan pada diri siswa, apakah ia mampu berusaha dengan keras sebagaimana kerasnya perjuangan orang tua mereka agar anak-anaknya mampu mengenyam pendidikan dengan baik. Orang tua merupakan perwujudan pahlawan saat ini, tak kenal lelah dalam memperjuangkan pendidikan dan hidup anaknya agar menjadi lebih baik lagi. Para siswa yang notabene adalah generasi penerus dalam rangka menghargai usaha para pahlawan ialah dengan merumuskan kembali cita-cita yang ingin dicapai dengan semangat perjuangan yang lebih besar, lebih tak kenal lelah, dan lebih gigih.

Upacara inipun ditutup dengan Ibu Nonik yang memberikan instruksi agar siswa mengucapkan "Aku Istimewa" tiga kali. Para siswa pun serempak bersorak dengan lantang mengindikasikan bahwa mereka siap untuk berusaha dan memperjuangkan cita-cita.