MEDIASMPBU-Mlokorejo, Pihak Sekolah Menengah Pertama Bustanul Ulum (SMP BU) menyelenggarakan pertemuan dengan wali murid di lantai bawah ruang auditorium pada Sabtu (11/11). Koordinasi dengan wali murid ini tidak hanya ditujukan untuk siswa kelas delapan saja, namun juga bagi seluruh kelas, dimana pertemuan ini dibagi menjadi 3 sesi, yaitu:
1. Sesi 1 Hari Sabtu, 11 November 2023 Undangan untuk Wali Murid Kelas 8
2. Sesi 2 Hari Ahad, 12 November 2023 Undangan untuk Wali Murid Kelas 7
3. Sesi 3 Hari Kamis, 16 November 2023 Undangan untuk Wali Murid Kelas
Agenda ini didasari oleh keresahan dewan guru terkait banyaknya siswa yang kurang disiplin. Siswa yang bermasalah ini, bukanlah mereka yang membuat onar atau kerusuhan, melainkan siswa yang hampir atau bahkan melakukan lebih dari 10 kali alfa dalam presentasi di kelas. Menurut Waka Kesiswaan, data ini diperoleh dari hasil rekap presensi sejak Bulan Juli hingga Oktober 2023. Oleh karenanya, prioritas pertemuan ini adalah untuk mengkoordinasi dan menginformasikan lebih lanjut kepada para wali murid. Dalam pertemuan tersebut, dihadiri oleh 11 wali murid dari jumlah 14 yang harus hadir.
Waka Kesiswaan, atau yang akrab disapa Ibu Indah, mengungkapkan bahwasanya selama para siswa ini tidak masuk kelas, mereka bersembunyi di area sekitar pondok dengan rapi, padahal pihak kedisiplinan sekolah maupun keamanan pondok sudah bekerja sama untuk menyisir wilayah yang kemungkinan dijadikan sebagai tempat persembunyian, seperti di kamar tidur, kamar mandi, lapangan belakang pondok putri, atau bahkan area persawahan. Bahkan, pemeriksaan dilakukan lebih dari 3 kali, diantaranya: pagi hari pada pukul (06.30) ketika jam masuk kelas pertama, lalu saat pergantian jam pelajaran (09.00), dan setelah istirahat.
Kepala Sekolah SMP BU, Ibu Aini, S.Pd., dalam pertemuan tersebut meminta maaf kepada wali murid dan menjelaskan bahwa, selama para siswa yang tidak disiplin, sekolah akan memberikan sanksi atau hukumam dengan dijemur atau berdiri di depan kantor selama 30 menit atau bahkan satu jam lalu mengaji, dan bagi siswa yang terlambat akan dihukum push up, atau disuruh membersihkan kamar mandi, bahkan jika guru sudah geram, siswa yang kurang disiplin akan dihukum dengan dikalungkan kertas yang bertuliskan "ALFA" dan harus berdiri di sekitar wilayah pondok putri. Namun, ternyata upaya tersebut masih kurang memiliki efek jera, meskipun dinilai ada dampak berupa pengurangan intensitas ketidakdisiplinan.
Jika ditinjau dari data, sebenarnya melalui sanksi yang telah diberikan sudah ada dampak berupa pengurangan intensitas ketidakdisiplinan, namun karena adanya siswa yang bahkah alfa hingga mencapai 21 kali, dewan guru sepakat untuk memberikan peringatan pertama kepada siswa yang bermasalah dengan turut menghadirkan para wali murid, hal ini bertujuan agar pengawasan dan penegakan kedisiplinan dapat dilakukan secara maksimal.
"Apabila alfa dilakukan lebih dari 30 kali atau sudah mencapai 30, maka kami mohon maaf bahwa siswa tersebut akan kami keluarkan." Kata Ibu Aini.
Menurut Ibu Aini, sudah menjadi kebijakan sekolah bahwasanya setiap siswa yang melakukan bolos lebih dari 30 kali tanpa adanya keterangan, maka akan dikeluarkan dari sekolah. Beliau juga mengajak wali murid untuk mendiskusikan hal apa yang dapat dilakukan kepada anak mereka agar bisa lebih disiplin.
Dalam diskusi itu, salah satu wali murid mengusulkan agar bagi siswa yang bolos, mereka tidak hanya dihukum secara fisik, namun juga non-fisik seperti menghafal pelajaran yang telah ditinggalkan, agar mereka tetap memiliki kewajiban untuk mengejar materi yang tertinggal. Semua yang ada di ruangan pun menyetujuinya.
Selanjutnya, untuk lebih menekan angka ketidakdisiplinan siswa, sekolah memberikan surat pernyataan yang harus ditandatangani oleh siswa dan wali siswa, dimana terdapat 3 poin yang harus disepakati jika siswa melakukan alfa lebih dari 30 kali, 3 poin tersebur diantaranya:
1. Siap melaksanakan sanksi yang diberikan sekolah
2. Siap membuat surat pengunduran diri dan bertanda tangan di atas materai.
3. Tidak akan menuntut ke sekolah karena sadar bersalah.
Setelah mengisi surat pernyataan, Kepala Sekolah kembali mengingatkan kepada siswa agar lebih disiplin dan untuk lebih rajin, siswa diajak agar benar-benar niat dalam belajar. Karena orang tua mereka di rumah tentunya berfikir bahwa anak mereka bersekolah. Agar tidak mengecewakan usaha orang tua yang telah susah payah bekerja untuk menyekolahkan anak mereka agar menjadi lebih baik.