AGENDA PERTAMA PASCA SEMESTER, PRABUSTAN DAN SANG PRABU SUKSES GELAR KEGIATAN PRAMUKA WAJIB


no image

Mlokorejo-TIMMEDIASMPBU, SMP Plus Bustanul Ulum (SMPBU) Mlokorejo menggelar kegiatan Pramuka Wajib pada Sabtu (16/12). Sebagai salah satu agenda yang dilaksanakan pasca semester ganjil, pramuka diikuti oleh siswa serentak dari SMP (penggalang) dan SMA (penegak). Kegiatan ini diawali dengan upacara pembuka yang dilakukan di halaman sekolah (bagi siswa putra) dan di halaman belakang pondok (bagi santri putri). Setelahnya, seluruh regu penggalang putra akan digiring ke halaman aula pondok untuk latihan Peraturan Baris-Berbaris (PBB) Tongkat, sementara regu putri bertempat di halaman kelas VII. Bertepatan dengan diadakannya ujian susulan, Ibu Indah Rumiyati, S.Pd. (Waka Kesiswaan) menjelaskan, bahwa seluruh siswa dan siswi harus mengikuti pramuka terpadu ini, bagi mereka yang melakukan ujian susulan atau remidial diwajibkan untuk mengumpulkan tugas yang telah diberikan, baru kemudian menyertakan diri dalam aktivitas kepramukaan.

Praja Muda Karana atau biasa disingkat pramuka merupakan pendidikan non-formal atau organisasi kepanduan yang ada di Indonesia. Gerakan yang memilki simbol tunas kelapa ini adalah bagian dari kegiatan ekstrakuliler yang pastinya ada di tiap-tiap lembaga pendidikan. Tujuannya adalah membentuk generasi muda mandiri, beriman, berakhlak mulia, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur, serta membentuk kecakapan hidup dalam taraf kader pembangun bangsa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Menurut Ahmad Zainuri, pembina pramuka SMPBU menjelaskan bahwa materi inti dari pramuka penggalang kali ini adalah  semafor (Semaphore) dan morse. Menurutnya, kedua materi ini dipilih karena tim penggalang identik dengan materi kepramukaan.

"Pasukan pramuka penggalang disini bernama Prabustan, sedangkan penegak dinamakan Sang Prabu. Nah, jadi keduanya memiliki materi inti yang berbeda. Untuk penegak atau pasukan Sang Prabu materinya adalah Teknologi Tepat Guna, yaitu membuat lilin  dari minyar sayur.  Sedangkan, materi penggalang adalah semafor dan morse. Kenapa dipilih itu? Karena usia penggalang itu masih belajar tentang kepramukaan dasar, anak-anak pada masa itu  memiliki jiwa keingintahuan yang tinggi, sehingga sangat memungkinkan bagi kami untuk memberi kesempatan mereka untuk bereksplorasi." Kata Zainuri.

Semafor sendiri merupakan salah satu teknik menyampaikan dan menerima pesan dari jarak jauh menggunakan bendera dan gerak tubuh atasyang dikemas dalam bentuk sinyal. Sedangkan morse adalah kode yang diterapkan melalui representasi angka atau hurus dan biasanya menggunakan peluit.

Pembina pramuka yang akrab disapa Kak Zain menjelaskan bahwa output dari pramuka ini adalah meningkatkan kedisiplinan siswa terutama disiplin waktu, serta mewujudkan makna "Dasa Dharma" yang diimplementasikan dalam kehidupan sosial bermasyarakat. Ia berharap, ke depannya dapat diadakan kegiatan persami (Perkemahan Sabtu Minggu) satu kali setiap tahunnya.

"Saya berharap, nanti akan diagendakan bahwa persami setiap tahunnya, tidak perlu banyak-banyak sebenarnya, saya rasa satu tahun sekali cukup. Karena di lembaga sini liburnya di hari jumat, mungkin nanti namannya Perkajum (Perkemahan Kamis Jumat). Jelasnya.

Zainuri menambahkan bahwa terdapat ungkapan "7 hari di perkemahan lebih baik daripada satu tahun di dalam kelas." Merupakan kiasan yang berarti bahwa di bumi perkemahan, para pelaku akan memiliki pengalaman berkesan antarsesama teman, melebihi keakraban di dalam kelas. Mereka bisa lebih dekat satu sama lain, dan kebih memperbanyak pertemanan serta melarih kemandirian dan dunia sosial.

Pria yang juga merupakan lulusan pesantren Bustanul Ulum itu juga menjelaskan bahwa seharusnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Diknas) memberikan aturan yang sah atau paten terkait esktrakulikuler pramuka agar wajib mengadakan latihan, agar pelaksannnya serentak dan sesuai dengan kaidah yang ditetapkan.

Serangkaian agenda telah tertib dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang tertera, kegiatan inipun diakhiri dengan upacara penutupan.