MAKSIMALKAN AKADEMIK DAN NON-AKADEMIK, SMPBU GELAR LOMBA MONYONG DAN FOTO BERNARASI


no image

Senin (25/12) untuk mengisi kegiatan classmeeting hari ketiga, SMP Plus Bustanul Ulum (SMPBU) mengadakan lomba monyong dan foto bernarasi. Mengapa disebut lomba monyong? Nah, jadi siswa yang terdiri dari 5 orang per regu ini harus memasukkan sedotan ke dalam botol. Alih-alih dengan menggunakan tangan, mereka justru harus memanfaatkan bibir bagian atas dan hidung untuk mengapit pipet tersebut lalu dimasukkan ke dalam botol yang ada di depannya. Para peserta sama sekali tidak boleh menggunakan tangan, baik itu menyentuh sedotan maupun mengarahkan botol untuk diisi alat penyedot tersebut. Oleh karena ekspresi memanyunkan bibir inilah kemudian dinamakan lomba monyong. Setiap anggota kelompok bermain secara bergantian untuk adu cepat untuk mencapai skor paling banyak. Hal tersebut menciptakan ekspresi lucu di wajah para peserta yang menyebabkan penonton dan juri tertawa terpingkal.

Ibu Nuning Anggraini, S.Pd., sebagai penilai dalam aktivitas menghibur tersebut mengungkapkan, bahwa beliau sangat senang dengan agenda yang dipilih di dalam perlombaan. Mereka bisa tertawa lepas dan mengekspresikan rasa bahagianya dengan leluasa.

"Lihatlah wajah para siswa itu! Mereka tidak henti-hentinya menertawakan rekannya yang sedang berusaha memasukkan sedotan ke dalam botol. Pun dengan peserta yang totalitas tanpa memerdulikan ekspresi muka seperti apa yang  dibuat. Acara semacam ini mesti kelihatannya sepele, namun sangat berarti bagi saya karena saya bisa melihat kekompakan dan keceriaan anak-anak." Tuturnya.

Di sisi lain, lomba foto dan narasi kali ini mengusung tema "Kebersihan dan Lingkungan", siswa yang mengikuti lomba  mempersiapkan potret terbaiknya untuk  dikirimkan kepada pembina OSIS. TIap kelas mengirimkan delegasi 5 orang yang nantinya akan dibagi menjadi muse/model, fotografer, dan narator. Gambar merupakan hasil jepretan pribadi dari siswa menggunakan gawai milik wali kelas yang dipinjami. Siwa kemudian menuju ruang auditorium lantai satu untuk mengerjakan narasi, teksnya bisa berupa deskriptif (pemaparan/penggambaran), persuasif (ajakan), maupun entertain (hiburan).

"Pameran foto bernarasi ini selain mengembangkan ranah akademik melalui aktivitas berikir siswa, juga meningkatkan minat siswa dalam bidang non-akademik, yaitu fotografi. Siswa mendapat pengalaman baru sekaligus belajar untuk menyusun/mengolah kata menjadi kalimat yang baik. Ini adalah hal yang sangat bagus." Ujar Ibu Sofhia Marta Z., S.Pd., sebagai juri dalam lomba foto dan narasi tersebut. Guru muda yang akrab disapa Bu Sofhia itu juga mengimbuhkan bahwa, melalui kegiatan semacam ini akan menjadi awal yang bagus untuk mengisi pekan raya seusai ujian. Peserta diidk tidak serta merta meninggalkan aktivitas berfikir (kognisi), sehingga  meski terdapat kekosongan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), siswa tetap belajar namun dalam kondisi dan suasana yang lebih bebas.